Ketidakberdayaan Warga Menghadapi Banjir Cieunteung

Ibu dan anaknya melawan arus banjir

Tak kenal lelah, Ibu dan anak melawan arus banjir di Cieunteung (17/05)

 

Bandung – (17/05) Banjir hingga kini masih menyelimuti wilayah Cieunteung, kecamatan Bale endah, Kabupaten Bandung. Daerah tersebut seperti galon isi ulang, keberadaan air tidak bisa diprediksi. Pengerukkan sungai citarum, pembuatan benteng pembatas antara rumah warga dan sungai, tersedianya tempat pembakaran sampah mirip cerobong asap, tidak mampu menahan luapan air yang datang.

Beragam kerugian di alami warga, tak sempat untuk menyelamatkan harta benda. “Dulu warga sering gotong royong untuk membersihkan banjir tapi karena sekarang banjir sering datang, jadi udah ngga pernah,”ungkap Eneng Eulis Nurhayati (28) salah satu warga.

Dilemma mengungsi atau tidak pun sering terjadi pada warga sekitar. Ada rasa belonging di benak warga karena sudah sejak lama tinggal di cieunteung. Sebagian memilih masih bertahan dan sebagian warga mulai meninggalkan rumah karena beberapa telah di beli pemerintah.

“Kini tinggal sisa beberapa kepala keluarga yang semula kurang lebih 500 kepala keluarga,” tambah Eneng.

Bencana alam datang, beragam lapisan masyarakat berlomba-lomba untuk menunjukkan rasa empati mereka. Anak-anak SMK, ibu-ibu perkumpulan mesjid, mahasiswa, dan perusahaan memberikan bantuan. “Tapi terkadang bantuan tidak seperti yang di harapkan, ada aja gitu yang di ‘kurangi’ saat kami terima. Ngga tahu itu siapa yang ngurangi. Ya kita pasrah saja, tetap bersyukur,” keluh Eneng.

“Mensyukuri hal yang masih ada dan sabar di jadikan kunci utama. Semoga kita semua teh bisa melewati bencana ini dan segera di selesaikan permasalahan banjirnya, amin,” harap Maia (32).

(Teti Diana Ayu Novianti / 10080011172)